Alhamdulillah... ternyata sudah hampir 3 tahun saya menjadi relawan di RB Nurul Huda.
Pertama bergabung, saya terkesan dengan "Iklim" yang terasa "Panas" saat belajar. Sedikit "senggolan" keluarlah kosakata yang ajaib... Ketika ada anak yang komentar "aaahh.. maneh mah teu bisaeun..." langsung mencul komentar balik ' naon siah...@#$%^%#,,*&^%...' Catatan saya adalah hal tersebut terjadi karena mereka tidak pernah mendapat penghargaan positif dari keluarga dan lingkungannya.. Apapun yang mereka lakukan selalu jelek, selalu salah.
Kemudian, ketika diajak untuk mengerjakan sesuatu tugas... komentar yang keluar dari mereka adalah 'teu bisa buu.....', ' hese buuu...', 'sieun dicarekan mun teu bisa'. Lalu mereka mau mengerjakan ketika ada penjelasan "Sok mun teu tiasa dibantuan ku ibu.. moal diseuseulan mun salah oge.." ternyata mereka sangat-sangat butuh motivasi dan penguatan bahwa 'Mereka Bisa..' bahwa melakukan kesalahan itu adalah sesuatu yang 'tidak apa-apa', bahwa jika salah tidak harus selalu dimarahi. Bahkan ada komentar yang lucu lewat bisik-bisik mereka pada saat ada anak yang ingin bergabung belajar "belajar didie sok dicarekan tara?" ternyata image guru di mata mereka adalah jika melakukan kesalahan akan dimarahi... (tepok-tepok Jidat...)
Yang paling dan sangat berkesan buat saya adalah... ketika mereka berhasil mengerjakan sesuatu dan saya memberi pujiaa dengan sentuhan dipundak, sentuhan dipipi, terkesan menghindar... geli( getek bahasa sundanya mah) dan malu-malu... Jadi betapa mereka jarang atau mungkin tidak pernah mendapatkan kasih sayang atau pujian.
Tapi semangad belajar mereka tinggi... jika pintu RB belum dibuka mereka akan berkumpul di depan pintu sampai pintu dibuka.. anak saya mengistilahkan.. "klo emak datang langsung diserang" hehehe...
Sehingga, semakin tinggi semangat saya untuk ikut berpartisipasi di RB Nurul Huda dan sekaligus mengamalkan Surat Al Ashr karena saya tidk ingin menjadi orang yang merugi.
To Be Continue yaa...
